Pada suatu hari ada seorang pemuda yang datang ke sebuah halte dan kemudian duduk disana. Pada saat ia duduk, ada suara yang menyapanya,
"kelihatannya Anda sedang senang sekali anak muda" sapa seorang bapak tua yang duduk disamping pemuda itu.
"kelihatannya Anda sedang senang sekali anak muda" sapa seorang bapak tua yang duduk disamping pemuda itu.
"Ya pak, saya senang sekali hari ini karena hari ini saya akan memberikan kado kecil yang sudah lama ingin saya saya berikan untuk pasangan saya yang sangat saya sayangi" jawab sang pemuda dengan mata yang berbinar-binar.
"Wah, saya turut senang mendengarnya" jawab bapak tua itu.
"Terimakasih pak, dan bapak juga terlihat senang, apakah ada hal yang istimewa juga pak?" tanya sang pemuda.
"Saya juga senang karena hari ini saya berhasil memberikan sebuah kado kecil. Sebuah kado kecil untuk Tuhan, nak." jawab bapak tua itu dengan tersenyum.
Kado untuk Tuhan?, kata pemuda itu bertanya-tanya dalam hati."Hmm.. Kado seperti apa yang Bapak berikan untuk Tuhan?" tanya pemuda itu kepada bapak tua yang duduk disebelahnya.
Ah mungkin bapak tua ini hanya sekedar mengikuti kata-kata ku sebelumnya.
Tapi apa kira-kira kado kecil untuk Tuhan yang dia berikan ya? tanya pemuda itu dalam hati.
Bapak tua itu tersenyum kemudian menjawab:
"Hari ini saya telah mengumpulkan banyak sampah untuk Tuhan, nak"
Apa? Sampah? Kado untuk Tuhan berupa sampah?Lalu karena rasa penasarannya, pemuda itu bertanya:
Jangan-jangan Bapak ini sudah tidak waras!
Kalau saya ingin memberikan kado untuk Tuhan, pasti saya akan memberikan kado yang terbaik dan paling mahal.
Hmm, andai saya adalah orang yang kaya, saya pasti akan membangun sebuah tempat ibadah sebagai hadiah untuk Tuhan.
Atau jika saya adalah seorang pencipta lagu yang berbakat, saya pasti akan membuatkan lagu pujian yang paling indah untuk Tuhan. Khayalan pemuda itu dalam hatinya.
"Apakah Bapak akan memberikan semua sampah itu untuk Tuhan?"
"Ya, saya adalah seorang penyapu jalan, tugas saya setiap hari adalah mengumpulkan sampah dan membersihkannya dari jalan-jalan yang ada, dan hari ini saya berhasil mengumpulkan sampah-sampah di sepanjang jalan ini, sehingga jalan ini sekarang terlihat bersih, dan itulah kado saya untuk Tuhan." jawab bapak tua itu.
"Saya yakin Tuhan akan tersenyum melihat bahwa alam ciptaannya sekarang terlihat lebih bersih dan rapi" tambah bapak tua itu lagi.
Pemuda tersebut terkesima mendengar penjelasan bapak tua itu, dan ia menyadari bahwa kado istimewa untuk Tuhan itu tidaklah harus mahal. Selama ini dia selalu merasa tidak pernah bisa memberikan sebuah kado untuk Tuhan yang sudah sangat baik didalam hidupnya, karena ia merasa tidak memiliki sesuatu yang istimewa untuk diberikan kepada Tuhan. Ternyata ia tidak harus menunggu untuk menjadi orang kaya atau pun menunggu menjadi penulis lagu yang berbakat untuk dapat memberikan sebuah kado untuk Tuhan. Dia bisa meniru bapak tua itu yang memberikan kado kecil untuk Tuhan dari apa yang dapat dikerjakannya dengan tulus dan baik."Pak, saya baru sadar bahwa kado kecil untuk Tuhan itu tidak selalu berupa barang yang mahal, tapi pekerjaan kita pun dapat kita jadikan kado kecil untuk Tuhan, jika kita melakukan nya dengan sebaik-baiknya. Terimakasih ya pak atas pelajaran berharga hari ini." ucap sang pemuda sambil tersenyum dan kemudian bis yang ditunggu pemuda itupun datang, lalu ia pamit kepada bapak tua itu untuk segera pergi kepada kekasihnya, dan ia tidak sabar untuk menceritakan kejadian yang ia alami hari ini kepada pasangannya.
=CH=
Tidak ada komentar:
Posting Komentar